Paus Berkotbah Terakhir di Depan 150 Ribu Umat
VATIKAN - Pemimpin umat Katolik Paus Benediktus XVI resmi mundur besok (28/2). Sebelum meninggalkan tahtanya, pria bernama asli Joseph Aloisius Ratzinger itu untuk kali terakhir memberikan kotbah di depan 150 ribu umat berkumpul di lapangan gereja St Peter Vatikan Rabu (27/2). Acara perpisahan tersebut berlangsung sangat emosional. Dengan suara tenang Paus mengaku tidak mudah mengambil keputusan untuk mundur. Begitu banyak saat-saat suka cita selama dirinya terpilih menjadi Paus sejak 19 April 2005 lalu. Namun dia juga mengaku kerap menemui masa-masa sulit. Benediktus pun memberikan perumpamaan selama dirinya menjadi Paus dengan peristiwa pelayaran Yesus bersama murid-muridnya di Danau Galilea. \"Angin dan cahaya matahari benar-benar berlimpah saat memancing. Tapi ada juga saat-saat air berombak dan menyapu perahu. Seolah-olah Tuhan sedang tidur. Tapi saya selalu tahu bahwa Tuhan berada di perahu itu,\" katanya lantas disambut gemuruh para umat yang mengelu-elukannya. Ya, pernyataan tersebut untuk memberikan gambaran bahwa dirinya pernah mengalami masa sulit saat menjadi pemimpin tertinggi umat Katolik di dunia. Namun dia percata Tuhan masih terus mendampinginya. Pria berkebangsaan Jerman itu menerangkan, keputusannya untuk mundur tidak ditempuh dengan mudah. Apalagi paus yang mundur secara sukarela terjadi sekitar 600 tahun silam. Itu menjadi beban tersendiri bagi dirinya. Meski begitu dirinya tetap mengambil keputusan untuk mundur. \"Kekuatan saya sudah berkurang, dan saya bertanya kepada Tuhan dalam doa. Saya meminta Tuhan menerangi saya dalam mengambil keputusan yang tepat. Bukan untuk kebaikan saya tapi untuk kebaikan gereja,\" tutur Paus berumur 85 tahun itu. \"Untuk mencintai gereja, saya harus memiliki keberanian untuk mengambil keputusan yang sulit.\" imbuhnya lantas disambut tepuk tangan. Dengan segala pertimbangan dan doa itu, dirinya pun memutuskan untuk mundur. Selain itu, Paus mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh umat yang terus mendukungnya dan para kardinal yang selalu membantunya. \"Saya tidak pernah merasa kesepian saat membawa beban dan sukacita pelayanan Petrus. Banyak orang telah membantu saya. Para Kardinal dengan kebijaksanaan saran mereka sudah sangat banyak membantu saya dalam menjalankan tugas kepausan,\" kata Paus yang tampak sederhana mengenakan jubah putih. Saat memberikan kotbah terakhirnya Rabu (27/2), Paus Benediktus XVI sempat mengingat-ingat kejadian delapan tahun silam saat dirinya terpilih menjadi pemimpin tertinggi umat Katolik. Pengganti Paus Yohanes Paulus II itu bertanya-tanya apakah Tuhan benar-benar menginginkannya. Namun dia pun siap menjalan semua tugas yang diberikan kepadanya, \"Ini adalah beban besar bahwa anda telah ditempatkan pada bahu saya,\" kenangnya. Namun sekarang dirinya telah mantab menyatakan untuk mundur dari tugas pelayanan kepausan karena faktor usia dan kesehatan. Dia pun tak luput memberikan sedikit wejangan bagi siapapun nanti yang akan terpilih menjadi penggantinya. \"Siapapun yang terpilih, dia tidak lagi memiliki privasi. Dia sepenuhnya milik semua orang dan semua gereja,\" imbuh Paus berusia 85 tahun itu. Ya, setelah paus mundur, Vatikan akan segera melaksanakan konklaf atau pemilihan Paus baru dimana pemilik suaranya adalah para kardinal di dunia. Bahkan, juru bicara Vatikan Federico Lombardi mengatakan kemungkinan besar Paus Benediktus segera menerbitkan dekrit yang isinya mempercepat pelaksanaan konklaf. \"Paus tengah mempertimbangkan sebuah Motu Proprio (dekrit) untuk memperjelas sejumlah aspek tertentu terkait konklaf,\" kata Federico. (mas/jpnn) -
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: